Berpergian dengan menggunakan pesawat cukup menyenangkan karena bisa menghemat waktu. Namun bagaimana dengan keluarga yang mempunyai anak kecil? Pasti ada kekhawatiran akan efek terbang bagi anak-anak terutama bayi atau merasa was-was dengan kerewelan anak.
Sebagai ibu dari 3 anak dan cukup sering membawa anak-anak berpergian menggunakan pesawat, saya ingin berbagi pengalaman.
1. Mulai Usia Berapa Boleh Berpergian dengan Pesawat?
6 bulan adalah usia termuda dari anak-anak saya saat saya bawa mereka berpergian. Anak-anak dibawah 6 bulan bisa kok dibawa terbang namun sebaiknya dipastikan dulu dengan maskapai penerbangannya karena tiap maskapai mempunyai kebijakan berbeda dan hendaknya konsultasikan dulu dengan dokter anak anda apalagi jika anda ingin membawa terbang anak dibawah umur 6 bulan. Dulu saya harus menyediakan surat dokter untuk bayi saya (anak pertama) saat terbang menggunakan Lion Air.
2. Kursi
Kebijakan maskapai di Indonesia, sepengetahuan saya, anak-anak umur dibawah 2 tahun harus berbagi kursi (dipangku) dengan orang tuanya. Namun kebijakan ini flexible untuk tiap maskapai. Contohnya dua maskapai penerbangan Indonesia favorit saya dibawah ini.
Maskapai Citilink mengharuskan anak dibawah umur 2 tahun duduk bersama (dipangku) oleh orang dewasa (ibu/ayahnya). Customer servicenya amat sangat tegas menyatakan hal ini saat saya tanyakan kemungkinan anak umur 1 tahun keatas untuk duduk sendiri tanpa dipangku ibunya. Jika saya memanipulasi data dengan tidak menulis tanggal lahir anak sebenarnya saat saya memesan tiket di website, maka jika ketahuan saya akan tetap disuruh memangku anak saya dan kursi anak saya tetap dibiarkan kosong sepanjang penerbangan.
Garuda Indonesia mempuyai kebijakan yang lebih flexible untuk orang tua dan anak. Anak-anak yang berumur dibawah dua tahun (infant) ini mendapatkan diskon. Harganya 10% dari tiket dewasa. Jika anak ingin duduk sendiri (tidak berbagi kursi/dipangku) maka harus mengambil pilihan Child bukan Infant dan harga tiket anak sama dengan harga tiket dewasa. Tambahan, untuk berpergian tanpa ditemani orang dewasa (company minor) hanya diperbolehkan untuk anak-anak umur 2-11 tahun dan pembelian tiket diharuskan di Kantor Tiket Garuda (Ticketing Office). Anak nantinya akan didampingi oleh staf Garuda selama dia di bandara dan dalam penerbangan.
Bassinet atau carrycot untuk tempat tidur bayi disediakan di pesawat (biasanya penerbangan internasional). Carrycot ini tidak bisa dibooked online dan harus dikonfirm lagi saat check-in. Bassinet dipasang setelah take-off dan dilepas sebelum landing. Tiap maskapai berbeda aturan tentang berat dan umur bayi yang diperbolehkan menggunakan bassinet. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat di blog flying with a baby
TIPS Jika berpergian dengan bayi, pilih tempat duduk dekat lorong atau dikursi paling depan (bulkhead seats) untuk memudahkan akses keluar masuk. Jika berpergian dengan anak diatas 2 tahun pilih kursi dekat jendela karena biasanya mereka senang sekali melihat keluar jendela apalagi jika penerbangannya bukan malam hari. Jika anak anda suka menendang kursi didepannya, pilih kursi paling depan (bulkhead seats) 😉
3. Tiket
Tiap penumpang mendapatkan tiket sendiri termasuk bayi dan anak-anak meski mereka harus berbagi kursi dengan ibunya. Saat anda merencanakan untuk membeli tiket, pilih penerbangan malam jika penerbangan memakan waktu lama dan pilih penerbangan siang jika memakan waktu sebentar agar anak tidur selama perjalanan. Hindari pemakaian obat yang mengandung obat tidur hanya demi anak tertidur selama perjalanan.
TIPS Beli tiket jauh-jauh hari sebelum waktu keberangkatan agar bisa memilih tempat duduk. Tibalah di bandara lebih cepat daripada biasanya untuk menjaga terjadinya hal-hal yang tidak terduga pada anak Anda, misalnya sakit perut saat boarding. Dengan datang lebih awal juga untuk membuat anak capek beraktifitas seperti berlari dan bermain selama menunggu jadi saat di pesawat mereka kelelahan dan bisa tidur selama perjalanan.
4. Paspor
Jika berpergian keluar negeri tentu saja anak-anak membutuhkan paspor. Tahun 2004 saat saya melakukan perpanjangan paspor dan sekalian membuatkan paspor untuk anak saya yang pertama, paspor anak masih menyatu dengan orang tua. Namun sekarang paspor anak sudah terpisah. Anak-anak mempunyai paspor sendiri. Sehingga memudahkan mereka untuk berpergian tanpa didampingi kedua orang tuanya, misal anak bisa pergi bersama paman dan sepupunya tanpa didampingi salah satu/kedua orang tua. Namun seorang anak yang berpergian dengan salah satu orang tua saja atau hanya dengan kerabat disarankan untuk sang pendamping agar membawa surat persetujuan dari orang tua (Consent Letters).
5. Barang Bawaan yang Diperbolehkan
Sepengetahuan saya, anak-anak mendapat bagian bagasi sendiri. Hal ini sangat berguna terutama saat kami berpergian keluar negeri. Kami tidak pernah kelebihan bagasi saat pergi sekeluarga. Namun saat saya berpergian hanya bersama suami, pulangnya pasti kelebihan bagasi 😀 Meski begitu tidak ada salahnya jika melakukan cek ulang ke maskapai karena dikhawatirkan kebijakan tiap maskapai tentang bagasi untuk anak berbeda-beda.
Berdasarkan pengalaman saya, stroller dan car seat gratis jika dimasukkan kedalam bagasi dan tidak dihitung kedalam bagasi. Kedua peralatan bayi tersebut seperti peralatan olah raga (golf dan papan seluncur) tidak dikenakan biaya.
Stroller biasanya hanya boleh dibawa sampai ruang tunggu boarding atau sampai belalai pesawat lalu dimasukkan kedalam bagasi. Untuk beberapa jenis stroller seperti babyzen yoyo yang bisa dilipat kecil, stroller bisa masuk kabin. Untuk penjelasan tentang stroller yoyo ini bisa dibaca di review babyzen yoyo
Untuk penerbangan internasional masalah cairan sangatlah ketat. Cairan hanya diperbolehkan sebanyak maksimal 100ml. Namun tidak perlu khawatir, cairan untuk anak-anak seperti air putih diperbolehkan (lebih flexible). Saya sering membawa botol minuman berisi air putih dengan ukuran hingga 500ml dalam penerbangan internasional bersama anak-anak. Untuk minuman selain air putih saya kurang tahu karena saya tidak pernah membawa minuman lain seperti jus, minuman kaleng, atau minuman dalam kemasan kardus saat berpergian. Selain air minum, makanan bayi dan susu juga diperbolehkan dibawa ke kabin pesawat. Untuk baby lotion, nappy cream, dll sebaiknya tetap gunakan batas maksimal 100ml jika ingin dibawa kedalam kabin pesawat.
Jika terbang dengan Garuda, meski penerbangan domestik, anak umur dibawah 2 tahun diberikan gratis makanan bayi (kalau tidak salah merknya heinz) dan pouch berisi peralatan bayi seperti popok. Tapi saya sarankan untuk tetap membawa baby meal sendiri jika perjalanan memakan waktu lama karena anak belum tentu suka dengan makanan yang diberikan.
Namun, sekali lagi, tidak ada salahnya untuk melakukan cek ulang untuk barang bawaan ini karena kebijakan tiap maskapai berbeda.
TIPS Jika diberikan makanan bayi, cek baby meal tersebut untuk kategori umur berapa dan tanggal kadaluarsa. Jika berpergian saat musim dingin, bawalah termos. Lebih baik lagi jika ada penghangat susu atau makanan portable (saya lupa mereknya -_-) atau botol minuman/susu yang botolnya bisa menahan hangat/dingin untuk beberapa jam seperti OrganicKidz.
6. Take-Off & Landing
Ketiga dokter anak saya (karena beberapa hal, ketiga anak saya mempunyai dokter anak yang berbeda-beda) selalu menyarankan saya untuk menyusui anak saat pesawat take off dan landing.
Kenapa harus disusui? Pertanyaan ini cukup mengelitik saya untuk cari tahu hubungan antara menyusui dengan pesawat take off dan landing. Setelah membaca beberapa referensi di google, ternyata yang diperlukan saat take-off atau landing adalah gerakan mengunyah seperti minum susu atau makan sesuatu seperti permen. Teorinya, hal ini diperlukan karena perubahan tekanan udara di kabin pesawat dapat menyebabkan tekanan yang tidak seimbang pada gendang telinga sehingga telinga kita rasanya seperti tersumbat dan pendengaran jadi berkurang dan yang parah bisa menimbulkan rasa sakit*. Jika bayi/anak Anda sedang minum susu atau menangis (sama seperti orang dewasa menguap dan mengunyah), udara di gendang telinga akan seimbang.
TIPS Jika bayi/anak anda tertidur saat take-off atau landing biarkan saja, tidak perlu dibangunkan. Jika anak anda tidak mau mengunyah makanan saat telinga terasa sakit karena adanya perubahan tekanan, anda bisa menyuruhnya menggerakkan rahang kekiri dan kekanan berulang kali.
TIPS – TIPS LAINNYA :
1. Pakaikan baju berwarna terang dengan gambar yang mudah dikenali misal baju merah dengan gambar batman agar jika hilang di airport mudah dikenali/dicari.
2. Ganti popok/diapers (pampers) anak sambil menunggu boarding karena toilet di pesawat sangat sempit dan kurang nyaman. Bawa popok/diapers lebih untuk jaga-jaga jika harus ganti dipesawat.
3. Untuk anak dengan berat dibawah 20kg, anda bisa menggunakan gendongan. Saya menyarankan gendongan model structure soft carrier (SSC). Selain bisa untuk menggendong selama 2 jam tanpa membuat bahu anda sakit, dengan memakai SSC anda anda akan tetap “terikat” pada anda meski ia tidak mau menggunakan seatbelt anak yang disediakan oleh maskapai. Kalau anak tampak capek, saya suka mulai mengenakan SSC dari waktu mendekati boarding, jalan-jalan sebentar dan begitu naik pesawat si bungsu sudah tertidur dalam gendongan saya.
4. Beli mainan baru, simpan dalam tas dan anda bisa berikan pada anak saat dia mulai rewel didalam pesawat agar perhatiannya teralihkan oleh mainan baru. Selain mainan, perhatian anak bisa dialihkan oleh buku berisi aktifitas.
5. Siapkan baju ganti untuk ibu didalam diaper bag untuk berjaga-jaga jika anak muntah dan mengenai pakaian ibu.
6. Anak saya hanya memakai pacifier saat di pesawat. Saya hanya mengeluarkan pacifier untuk dia kunyah saat take-off atau landing jika anak saya sudah kekenyangan makan dan minum sebelumnya. Karena pacifier hanya muncul saat di pesawat, anak saya pun tertarik untuk mengunyahnya karena mengganggap pacifier adalah hal yang baru/jarang ada.
7. Bawa barang-barang yang membuat anak merasa aman. Contohnya anak saya yang tidak mau pisah sama selimut Cars-nya. Dia suka membawanya kemana-mana. Nonton tv, minum susu, menjelang tidur, bahkan duduk di car seat juga mesti pake selimut Cars-nya itu. Dia hanya berpisah dengan selimutnya kalau selimutnya harus dicuci. Jadi kalau kita travelling, selimut itu juga harus dibawa 😀
8. Tips terakhir namun yang terpenting dari semua tips adalah orang tua sebaiknya tidak panik. Anak bisa merasakan kegelisahan orang tua. Apabila anak tetap rewel tetaplah orang tua bertindak tenang (tidak panik) dalam usaha menenangkan anak. Acuhkan sementara semua pandangan atau omongan negatif dari orang lain karena ketenangan orang tua dalam menghentikan kerewelan anak adalah kunci terbesarnya.
Semoga tips-tips diatas bermanfaat dan semakin banyak orang tua yang membawa serta anak-anak saat berpergian karena dengan berpergian (travelling) bisa menambah kedekatan anak dengan orang tua serta membuat anak-anak lebih mandiri.
*) Sumber :
Garuda Indonesia Call Center 08041807807
Citilink Call Center 08041080808
http://kolomkesehatan.net/penyebab-telinga-tersumbat/
http://www.familyfuncanada.com/travelling-with-kids-rules/
http://traveltips.usatoday.com/keep-toddlers-ears-hurting-during-flight-62896.html
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002427.htm
http://mamacare.co.id/bayi-balita-papa-asi-inspirasi-menyusui/persiapan-untuk-berpergian-dengan-newborn-baby
featured image photo credit : www.marketplace.secondlife.com