INDO FOOD RESTAURANT di BELGRADE SERBIA

Serbia merupakan salah satu negara Eropa timur. Negaranya kecil dengan hanya sekitar 6-7 juta penduduk. Orang Indonesia yang berada di Serbia pun hanya 80 orang. Intinya Serbia bukan negara favorit/wisata di Eropa untuk dikunjungi oleh orang Indonesia. Bahkan saya pun jika bukan urusan pekerjaan tidak terbersit untuk datang ke Serbia.

Saat diajak makan ke rumah makan Indonesia tentu saja saya dan rombongan tidak menyangka dan senang sekali. Beberapa orang di rombongan kami sudah kangen nasi meskipun baru 4 hari kami berada di Serbia?.

Nama restorannya langsung mengingatkan pada sebuah nama perusahaan besar di Indonesia, Indo Food. Tapi restoran ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan perusahaan tersebut. Pemilik sekaligus chefnya adalah mas Agus. Dia berasal dari Temanggung. Dulu mas Agus bekerja sebagai chef di kapal niaga pelayaran kemudian menikah dengan wanita Serbia dan menetap di Serbia serta membuka restoran pada tahun 2012.

2016-02-26 06.27.31_resized
Pemilik sekaligus Chef, mas Agus

Lokasi restoran ini berada di jalan Njegoseva dekat hotel Park. Restorannya kecil sekali hanya ada 6 meja. Namun saat kami kesana hanya tersisa 1 meja kosong dan semua pengunjungnya orang Serbia kecuali grup kami yang terdiri dari 6 orang. Berdasarkan info yang saya dapat, restoran ini lebih sering menerima pesanan delivery karena kapasitas tampung restorannya yang sedikit. Hm, rupanya orang Serbia banyak yang menyukai masakan Indonesia.

Dekorasinya tampak sederhana. Dinding dicat warna hijau dan beberapa lukisan besar khas Indonesia seperti lukisan penari bali digantung di dinding. Hal ini mungkin disesuaikan dengan tempatnya yang kecil agar tidak terasa sempit.

2016-02-26 06.35.55_resized

2016-02-26 06.32.29_resized

Makanan di restoran ini sudah disesuaikan dengan lidah orang Serbia sehingga jika ingin pedas atau jika ingin dimasak dengan rasa Indonesia yang lebih otentik harus request khusus ke chef Agus. Kami memesan lumpia goreng, calamari rings, nasi goreng, bakmi goreng, ayam bakar, sate ayam, urap, dan tentu saja nasi putih. Seperti negara-negara Eropa lainnya, nasi yang tersedia di Serbia berasal dari beras Vietnam atau Thailand. Untuk minuman kami semua memesan Jawa hot tea. Awalnya kami mengira teh Jawa ini berasal dari Jawa ternyata itu hanya namanya saja. Tehnya lokal tapi mempunyai rasa yang mirip teh jawa.

Semua makanan yang terhidang di meja kami ludes kecuali nasi goreng yang masih tersisa sedikit karena perut kami sudah tidak muat menampung makanan lagi.

2016-02-26 06.43.17_resized

Kesimpulannya makanannya enyaakkk. Alhamdulillah kerinduan kami akan masakan Indonesia pun terobati.

INDO FOOD 

Njegoseva 11, Beograd 11000

REVIEW CAFE BATAVIA DI JAKARTA

Saya sudah beberapa kali mengunjungi Museum Fatahillah namun belum pernah sekalipun makan di Cafe Batavia yang terletak diseberangnya.

Kemarin, alhamdulillaah, saya mempunyai kesempatan untuk mengunjunginya. Saya mengunjungi Cafe Batavia bersama my two lovely nieces and my son for lunch. Sehari sebelumnya saya menelpon untuk reservasi tempat dan petugas yang menerima telepon menyarankan untuk duduk di meja sebelah jendela. Saya pun setuju.

Esok harinya kami tiba di Cafe Batavia tepat waktu. Sesuai reservasi, meja kami berada didekat jendela di lantai dua. Rupanya meja dekat jendela ini merupakan lokasi favorit. Dari jendela kita bisa menikmati pemandangan Taman Fatahillah.

Ini foto memang sengaja pakai efek blur? tapi masih bisa kelihatan kaan kalau semu meja dekat jendela penuh terisi ?
Ini foto memang sengaja pakai efek blur tapi masih bisa kelihatan, kan, kalau semua meja dekat jendela penuh terisi
Pemandangan dari lantai 2
Pemandangan dari lantai 2

Menu makanan yang ditawarkan ada dua macam, Asian dan Western. Saat membaca menu, saya terkejut ketika menemukan makanan yang terbuat dari daging babi (saya muslim dan tidak diperbolehkan memakan daging atau olahan apapun yang mengandung babi). Langsung saya panggil salah satu pelayan. Saya mau kritik kenapa mereka tidak memberi tahu bahwa ada menu babi padahal kami berjilbab dan karena saya orang Jawa yang penuh basa-basi maka sebelum ke pokok masalah saya malah bertanya, “mbak, disini ada menu babinya, ya?”. Pelayan tersebut mengatakan bahwa alat masaknya dibedakan antara masakan yang mengandung daging babi dengan yang tidak.

Setelah melihat situasi dan kondisi saat itu serta mempertimbangkan beberapa hal dengan cepat, saya memutuskan tetap makan di Cafe Batavia. Kami bertiga memilih menu nasi dan spaghetti untuk anak saya serta satu poffertjes sebagai makanan penutup.

2015-10-03 08.55.56_resized_1
Nasi Campur Meneer
Nasi Campur Bali
Nasi Campur Bali
Poffertjes
Poffertjes

Setelah selesai memesan, saya melihat sepasang pria dan wanita muslim (mereka berwajah arab dan sang wanita mengenakan kerudung) juga sedang memesan makanan. Pengunjung cafe sebagian besar merupakan orang (turis) asing. Beberapa orang yang duduk dibelakang meja kami tampak seperti orang Indonesia tapi kemudian terdengar obrolan mereka dan ternyata mereka berbicara dalam bahasa asing. Didepan dan disamping meja kamipun penuh dengan orang asing berkulit putih (orang Indonesia menyebut mereka ‘bule’ ?). Jadi tak perlu heran jika harga makanan di cafe ini juga tampaknya disesuaikan dengan standar harga untuk orang asing yang biasanya sama dengan standar harga restoran menengah keatas ?.

Interior cafe ini tampak vintage dan elegan. Tak heran jika sering jadi lokasi pemotretan prewedding. Cafe Batavia memberikan tarif untuk photo prewedding. Sebelum dan sesudah kedatangan kami pun sedang ada sesi pemotretan prewedding. Padahal kami berada disana selama 2 jam. Mungkin yang melakukan pemotretan bisa seharian berada disana.

Lantai 1 tampak remang-remang
Lantai 1 tampak remang-remang
Lantai 2 tampak terang-benderang oleh sinar matahari yang masuk dari jendela
Lantai 2 tampak terang-benderang oleh sinar matahari yang masuk dari jendela

Para pelayannya ramah-ramah. Mereka selalu tersenyum. Bahkan salah satu pelayan pria dengan sigap (tanpa kami minta) menawarkan bantuannya untuk memotret kami sebelum kami makan. Saat kami berfoto di area tangga sebelum pulang, pelayan yang membantu kami memotret pun dengan sabar dan sambil senyum menunggu kami melihat hasilnya dan berkata bahwa ia akan membantu memotretkan lagi jika hasil fotonya kurang bagus.

Area tangga yang menjadi icon Cafe Batavia
Area tangga yang sudah jadi icon Cafe Batavia

Selesai makan, kami menumpang shalat dzuhur di mushalla cafe. Jujur saja saya tidak menyangka ada mushalla di cafe ini saat diberitahu pelayan. Sayang sekali mushallanya kecil dan tampak seadanya jika dibandingkan dengan luas bangunan dan interior cafe yang tampak elegan. Namun seharusnya hal tersebut tidak mengejutkan saya karena dengan adanya menu masakan babi sudah menunjukkan bahwa restoran ini kurang bersahabat dengan para muslim. Meski begitu saya tetap bersyukur, pemilik cafe ini sudah memperhatikan kebutuhan ibadah (setidaknya para karyawannya) yang muslim.

Sebelum pulang, saya mampir ke kamar mandi mengantar anak saya buang air kecil. Foto-foto hiasan bergambar manusia yang terpajang didinding kamar mandi membuat saya terkejut. Diantara foto-foto tersebut terpajang beberapa foto orang telanjang. Awalnya saya mengira foto-foto tersebut foto biasa seperti yang terpajang diarea tangga ternyataaa…. ??. Saat saya suruh anak saya masuk ke toilet, tiba-tiba saja dia mogok tidak mau masuk. Lalu saya tanya, “Kenapa?”. Anak saya hanya menunjuk ke foto-foto nudis tersebut. Begitu menyadari apa yang anak saya tunjuk, cepat-cepat saya bawa dia keluar dari kamar mandi.

Saya sempat memotret bagian dalam kamar mandi sebelum si Tengah mogok
Saya sempat memotret bagian dalam kamar mandi sebelum anak saya mogok

Kesimpulannya, cafe Batavia tidak cocok untuk para muslim dari segi makanan dan tidak cocok juga untuk keluarga yang membawa anak-anak, karena ya itu tadi, foto-foto nudis.

CAFE BATAVIA

Jalan Pintu Besar Utara No.14

Jakarta Kota Jakarta Barat,

DKI Jakarta 11230, Indonesia

Telp. +62 21 6915973 atau 6915573

www.cafebatavia.com

 

REVIEW NASI BEBEK SINJAY

Seminggu yang lalu saya dan suami pergi ke Surabaya untuk business meeting. Saat ibu saya mendengar saya berdua dengan suami akan pergi ke Surabaya, beliau langsung merekomendasikan nasi bebek Sinjai untuk saya kunjungi jika waktunya cukup. Setelah bertanya pada supir (kami menyewa mobil dan supir selama berada di Surabaya) dalam perjalanan dari airport ke lokasi meeting, ternyata si bebek Sinjai ini ada di Madura bukan di Surabaya hahaha. Alhamdulillaah meetingnya berlangsung singkat jadi kami putuskan untuk makan siang di Madura. Perjalanan dari pusat kota Surabaya ke nasi bebek Sinjai membutuhkan waktu hanya sekitar 1 jam melalui jembatan Suramadu.

Setelah melewati Suramadu, saya melihat beberapa warung nasi bebek yang tampak sepi. Sepertinya kalah pamor dengan nama besar Sinjai. Begitu sampai di Sinjai sudah ada beberapa mobil parkir. Tempat parkirnya berada dibelakang rumah makan. Tapi kami tidak perlu memutar untuk masuk ke tempat makan karena bagian depan hingga ke belakang loss hampir tanpa sekat.

FullSizeRender2

Bagian Dalam Warung

Supir langsung memandu saya dan suami ke kasir untuk pesan makan sekaligus langsung bayar (sepertinya dia sering mengantar tamunya kesini 🙂 ). Di Sinjai menunya hanya ada satu pilihan yaitu nasi bebek goreng. Kami bertiga memesan paket nasi dan minuman teh botol sosro yang harganya Rp.23.000,00 belum termasuk PPn 10%. Setelah bayar, supir langsung meminta bon pada suami untuk mengambil makanan. Ternyata makanan harus diambil sendiri di booth yang berbeda. Kami mendapatkan sepiring hati ampela gratis karena pembelian lebih dari 2 porsi.

Pesan Makanan di Kasir
Pesan Makanan di Kasir

Tempat Ambil Makanan
Tempat Pengambilan Makanan

 

Paket Nasi Bebek dan Teh Botol Sosro. Gratis Hati Ampela Karena Pembelian Lebih dari 2 Porsi
Paket Nasi Bebek dan Teh Botol Sosro. Gratis Hati Ampela Karena Pembelian Lebih dari 2 Porsi

Porsi nasinya buanyaaak banget. Sambalnya pedas dan asem karena ada mangga mudanya. Lalapannya hanya sepotong mentimun dan sedikit daun kemangi. Daging bebeknya lembut tidak alot. Secara keseluruhan nasi bebek Sinjai ini cukup enak hanya saja saya kurang cocok dengan sambalnya. Rasanya kurang pas makan nasi bebek dengan sambal mangga muda 😛

Alamat nasi bebek Sinjay :

Jl. Raya Ketengan No. 45 Bangkalan Madura. No. Telp 03172665949

NASI RAWON DJAMIAH PUTRA

Di kota Batu ada warung nasi yang terkenal, sebenarnya nggak sengaja juga tahunya. Iseng-iseng nanya tempat makan enak di Batu sama orang setempat, dijawablah nasi rawon warung bu djamiah. Besok paginya setelah lari-lari sebentar di alun-alun kita pun hunting warung bu djamiah ini.

Akhirnya ketemu dan saat kita masuk warung sudah penuh pengunjung. Kita berhasil makan nasi rawon yang beneran ternyata uennnak tennnnaan. Saat mau coba nasi pecel (wong madiun belum sreg makan kalo belum nyobain tempat makan yang sediakan menu nasi pecel hahaha) kita kehabisan sayuran. Kita juga nyobain onde-onde yang ga kalah enak dengan nasi rawon. Onde-ondenya pas manis dan empuknya ditambah lagi saat kita makan onde-ondenya baru datang jadi masih hangat banget. So yummy, definitely must try!

Nasi rawon dan nasi pecel
Nasi rawon dan nasi pecel*

Besok paginya ternyata Bapak mertuaku ingin makan nasi pecel untuk sarapan. Akhirnya kita berburu nasi pecel. Awalnya Beliau ingin warung nasi pecel tempat dia makan setahun yang lalu tapi setelah dicari-cari tidak ketemu jadi kita balik lagi ke warung bu Djamiah. Yeess, akhirnya bisa nyobain nasi pecel disini hehehe.

Saat kita datang, warung masih tutup. Melihat ada motor yang sedang parkir didepan warung dan pemiliknya tampak sedang menunggu, kita curiga dia menunggu warung djamiah buka, jadi kita pun ikutan parker dan menunggu di depan warung saking nggak mau kehabisan lagi seperti kemarin hahaha.

Pembeli pertama :D
my sisters are the first customers 😀
warung buka pukul 7 dan kurang dari setengah jam sudah hampir full mejanya. wow
warung buka pukul 7 dan kurang dari setengah jam sudah hampir full mejanya. wow

Kita pun makan nasi rawon (lagi) dan nasi pecel dengan tambahan mie goreng, telor dadar, perkedel, dan

pecelnya sayuran hijau semua, setengah jam kemudian tauge baru matang. yang datang pagi malah nggak beruntung dapat tauge :D
pecelnya sayuran hijau semua, setengah jam kemudian tauge baru matang. yang datang pagi malah nggak kebagian tauge ha ha ha

 

Sayang onde-ondenya datang terlambat dan saat datang pun hanya ada sedikit. Akhirnya kita borong onde-ondenya untuk dibawa ke villa. Keluar dari warung djamiah hati senang perut kenyang 😀

*Photo Credit : http://aparwit.blogspot.com

RESTORAN DE’ LEUIT BOGOR

Restoran favorit keluarga kita kalau pergi ke Bogor ya De’ Leuit. Saking favoritnya, meski saat itu aku sedang program diet demi makan di De’ Leuit aku pun cheating :P.

Menu makanannya beragam yang kebanyakan lebih ke Sunda. Yang paling favorit adalah Gurame Saos Spesial De’ Leuit dan Nasi Jambal Komplit. Gurame Saos Spesial De’ Leuit hamper mirip dengan Gurame Asam Manis dengan tambahan potongan mangga muda. Rasanya segaaarr. Kalau Nasi Jambalnya nasinya gurih banget dengan lauk tahu, oncom, bakwan jagung, dan ikan balita plus sambal. Tapi bagi yang tidak suka pete, hati-hati ada jebakan pete tersembunyi didalam nasi jambal 😀

Kerang Hijau Lada Hitam, Gurame Saos Spesial De Leuit, dan Ginseng Teri Medan
Kerang Hijau Lada Hitam, Gurame Saos Spesial De Leuit, dan Ginseng Teri Medan
Gurame Saos Spesial De' Leuit
Gurame Saos Spesial De’ Leuit
Nasi Jambal Komplit
Nasi Jambal Komplit

Menu favorit kita yang lain adalah kerang hijau. Suamiku suka kerang hijau saus padang dan aku suka kerang hijau lada hitam. Menu favorit anak-anakku adalah Gurame Goreng Kering Menari. Yummy and crispy. Untuk minumannya bisa dicoba Es Pala dan Es Kelapa Mangga. Rasanya asem-asem seger manis.

Kerang Hijau Saos Padang
Kerang Hijau Saos Padang
Gurame Goreng Kering Menari
Gurame Goreng Kering Menari

Restorannya bersih, atmosfirnya terasa nyaman sekali. Ada pilihan kursi dan lesehan. Area smoking dan non-smoking pun terpisah jauh. Sehingga aman bagi keluarga yang membawa anak. Ada area playground juga untuk anak-anak dan kolam ikan kecil serta mushala.

Kelebihan De’leuit yang lain adalah meskipun restoran penuh pengunjung (kita selalu datang saat makan siang), kita tidak pernah menunggu terlalu lama untuk mendapatkan tempat duduk dan hanya sekitar 10-15 menit makanan yang kita pesan sudah tersajikan diatas meja.

Lokasi restoran De’Leuit berada di Jl. Pakuan (Ciheuleut) No. 3 Bogor Telp. (0251) 8390011

Dari Jakarta keluar tol exit Bogor ketemu lampu merah belok kiri. Ketemu Giant langsung belok kiri. Restoran De’Leuit berada dibelakang Giant.

Photo credit : www.deleuit.co.id

BAKSO MALANG PRESIDENT

Jalan-jalan ke Malang rasanya belum lengkap kalau belum makan bakso malang. Jadi hal pertama yang kami lakukan begitu sampai di bandara Abdul Rahman Saleh adalah minta diantarkan sopir ke tempat bakso malang terenak di Malang dan kita pun diantarkan ke Jl. Batanghari no. 5 dekat hotel Savana untuk mencicipi bakso President yang terkenal.

Begitu sampai kami kaget juga dengan lokasinya yang agak ngumpet dan dipinggir rel kereta api. Lokasinya sungguh sangat tidak strategis dipandang dari sudut bisnis manapun. Saat kami tiba, sekitar pukul 10.00, warung bakso tersebut sudah ramai pengunjung.

Pilihan baksonya beragam, mulai dari Bakso Biasa/Halus, Bakso Urat, Bakso Telor, Bakso Bakar hingga Bakso Goreng. Saya penasaran sekali dengan bakso bakar namun sayang saat itu yang sudah siap baru bumbu bakso bakar saja, bakso bakarnya sendiri belum siap/belum ada. Kalau lihat bumbunya yang berwarna hitam, sangat menggoda sekali untuk mencicipi bakso bakar ini.

Saat makan, beberapa pengunjung ada yang bilang, “kereta lewat”. Anak-anak pun langsung berlari keluar dari warung untuk melihat. Jadi ingat zaman kuliah di UI suka makan mie ayam didekat stasiun sambil nunggu kereta pulang lewat hehehe.

Saya hanya mencoba bakso biasa/halus karena saya tidak terlalu suka bakso urat dan bakso telor. Bakso halusnya enak dan menurut suami yang makan bakso urat, bakso uratnya juga enak. Kuahnya segar dan maknyuus, pinjam istilah om Bondan. Nggak nyesel deh makan bakso disini.

 

NOTE :

foto-fotonya menyusul yaa, semua foto di hp dan hpnya sedang dikuasai si bungsu 😀

Photo credit : Syubakulkripik (www.kaskus.co.id)